Pages

Info: Kami mohon maaf, kajian rutin di Masjid Baitul Kamal (komplek Balaikota Depok) belum dapat dimulai kembali, mohon doa dari ikhwah sekalian agar kajian dapat terlaksana kembali, barakallahu fiikum...

22 May 2014

2 Kisah Mengharukan

SEORANG NENEK MENCURI SINGKONG KARENA KELAPARAN, HAKIM MENANGIS SAAT MENJATUHKAN VONIS

(http://www.binamasyarakat.com/seorang-nenek-mencuri-singkong-karena-kelaparan-hakim-menangis-saat-menjatuhkan-vonis/)

Diruang sidang pengadilan, hakim Marzuki duduk termenung menyimak tuntutan jaksa PU terhadap seorang nenek yg dituduh mencuri singkong, nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, cucunya lapar,…. namun manajer PT. A*K ( B grup ) tetap pada tuntutannya, agar menjadi contoh bagi warga lainnya.

Hakim Marzuki menghela nafas, “maafkan saya” katanya sambil memandang nenek itu, “saya tak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda harus dihukum. Saya denda anda 1jt rupiah dan jika anda tidak mampu bayar maka anda harus masuk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa PU”.

02 December 2013

Kiriman Artikel (4) - Warisan untuk Anak


WARISAN UNTUK ANAK 

Oleh: Fariq Gasim Anuz

Pada hari pengangkatan Al Manshur sebagai khalifah, Muqatil bin Sulaiman datang dan menghadapnya di istana. Al Manshur berkata kepada Muqatil, “Berilah aku nasehat, wahai Muqatil”. 

Muqatil memberikan pilihan, “Nasehat dari apa yang aku dengar atau yang aku lihat?”

Al Manshur menjawab, “Dari yang engkau lihat.” 

Muqatil berkata, “Wahai Amirul Mukminin, Umar bin Abdul Aziz memiliki sebelas anak. Ketika wafat, beliau meninggalkan uang delapan belas dinar. Untuk membayar kain kafan lima dinar dan untuk tanah liang kuburnya empat dinar. Sisanya sembilan dinar diwariskan kepada ahli warisnya. 
Hisyam bin Abdul Malik, memiliki sebelas anak. Ketika beliau wafat, warisan yang diperoleh oleh masing-masing anaknya satu juta dinar. Demi Allah, wahai Amirul Mukminin, pada suatu hari aku melihat salah seorang anak Umar bin Abdul Aziz bersedekah seratus ekor kuda untuk keperluan jihad fi sabilillah.
Dan pada hari yang sama, aku melihat salah seorang anak Hisyam bin Abdul Malik sedang meminta-minta di pasar. ” 
Orang-orang bertanya kepada Umar bin Abdul Aziz menjelang wafatnya, " Apa yang engkau tinggalkan untuk anak-anakmu?" 

Beliau menjawab, "Aku tinggalkan untuk mereka takwa kepada Allah. Jika mereka menjadi orang-orang yang shaleh maka Allah yang akan mengurus mereka, jika tidak menjadi orang-orang yang shaleh maka aku tidak akan menolong mereka untuk bermaksiat kepada Allah. "

Seorang tetangga menceritakan kisah di atas ketika penyusun berjumpa dengannya di sebuah Masjid. Beberapa hari kemudian penyusun berjumpa Doktor Muhammad Majdu' di masjid yang lain. Penyusun menceritakan lagi kisah di atas dan meminta beliau memberikan faidah. 

Berikut ini beberapa faidah dari beliau: 
Pertama, takwa kepada Allah adalah sebaik-baik warisan orang tua untuk anaknya. 
Allah berfirman yang artinya, “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka kuatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (Surat An Nisaa 9).

Kedua, meskipun seseorang telah memiliki kedudukan yang tinggi hendaknya selalu meminta nasehat dari ulama yang shaleh. 


Ketiga, nasehat praktis lebih berkesan di hati dibandingkan nasehat secara teoritis.

Keempat, keshalehan orang tua menjadi penyebab anak-anaknya mendapatkan perlindungan dari Allah. " …dan ayah mereka berdua seorang yang shaleh. …" (Surat Al Kahfi 82)

Kelima, keteladanan orang tua sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian yang baik bagi anak. 

Keenam, pentingnya sikap bijaksana dalam memberikan nasehat kepada manusia.

Ketujuh, memberikan contoh yang tepat sesuai dengan keadaan orang yang dinasehati. 

Kedelapan, kita ikut berdosa jika kita memberikan uang kepada seseorang dan kita tahu kemungkinan besar uang tersebut akan digunakan untuk maksiat kepada Allah.

Kesembilan, anak-anak merupakan amanat, kewajiban kita mendidik mereka dengan sebaik-baiknya. Allah berfirman yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,…" (Surat At Tahrim 6)

Akhirnya kami berdoa, "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai teladan bagi orang-orang yang bertakwa." (Surat Al Furqaan 74)

[[http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/11/28/mwy3y6-warisan-untuk-anak]]

22 October 2013

Kiriman Artikel (3) - Berbagi Kebaikan

BERBAGI KEBAIKAN

Oleh; Fariq Gasim Anuz

Imam Dzahabi dalam kitab Siyar A'lam an-Nubala (8/114) menyebutkan, al-Hafidz Ibnu Abdil Barr berkata dalam buku At-Tamhid, “Aku tuliskan ini dari hafalanku, karena buku aslinya tidak ada padaku.”

Abdullah al-Umari al-Abid menulis surat kepada Imam Malik menasihati beliau untuk banyak menyendiri dengan berzikir dan beribadah sunah.

Imam Malik menulis jawaban kepadanya, “Sesungguhnya Allah membagi amalan sebagaimana membagi rezeki. Boleh jadi Allah mudahkan dan memberikan taufik-Nya kepada seseorang untuk banyak melakukan shalat sunah, tapi tidak dalam puasa sunah.

Orang lain lagi, Allah memudahkan kepadanya untuk banyak bersedekah, ada lagi yang Allah mudahkan dan beri kelebihan kepada seseorang dalam berjihad. Menyebarluaskan ilmu juga merupakan amal kebaikan yang sangat utama. Saya ridha dengan taufik-Nya yang telah memudahkan untukku dalam menyebarkan ilmu syar'i. Saya kira amalan yang kulakukan ini tidak lebih rendah dari amalanmu. Saya berharap kita semuanya dalam kebaikan.”

Ada beberapa pelajaran dan hikmah dari kisah di atas.

Pertama,